Source: Pinterest
Ketika berkunjung ke Yogyakarta, Anda sangat diwajibkan untuk menikmati gudeg langsung di kota khasnya. Dengan cita rasa manis gurih yang original membuat Anda akan merasa ketagihan untuk terus menikmatinya. Ketika menikmati gudeg, tak lengkap rasanya jika Anda tak menambahkan krecek!
Krecek sendiri merupakan olahan makanan yang berasal dari kerupuk kulit baik sapi maupun kerbau. Cara pembuatannya mirip-mirip dengan membuat sambal goreng, hanya saja ditambah dengan kerupuk kulit juga kuah yang cukup banyak. Tak heran krecek yang pedas sangat cocok berpadu dengan gudeg yang manis.
Seperti yang kita tahu, bahan baku utama dari krecek adalah kerupuk kulit bukan? Di Yogyakarta sendiri terutama di wilayah Bantul terdapat sebuah desa yang merupakan sentra kerupuk kulit terbesar. Adalah Desa Segoroyoso yang terletak di Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.
Dahulunya, Segoroyoso dikenal sebagai kampung jagal. Hal ini bukan tanpa sebab, melainkan banyak rumah pemotongan hewan di sini seperti sapi, kerbau, bahkan kuda. Sehingga menjadi penjagal merupakan salah satu pekerjaan yang lumrah. Hal ini membuat banyaknya kulit sapi yang tak termanfaatkan dengan baik.
Sekitar tahun 1945-an, almarhum Pawiro Diharjo melihat banyaknya potensi dari kulit-kulit sapi yang kurang dimanfaatkan dengan baik ini. Sehingga ia mulai memberdayakannya menjadi rambak krecek. Lama-lama, banyak warga yang mengikuti jejaknya dan menjadikan Segoroyoso merupakan sentra pembuatan rambak krecek atau kerupuk kulit.
Hingga saat ini, setidaknya telah ada 34 pengrajin yang tersebar di lima pedusunan desa Segoroyoso. Yakni dusun Srumbung, Jembangan, Kloron, Segoroyoso I dan Segoroyoso II.
Saking banyaknya masyarakat yang berkecimpung dalam industri krecek rambak ini, membuat bahan baku yang dihasilkan oleh desa Segoroyoso tak lagi mencukupi kebutuhan. Sehingga para produsen harus membelinya dari wilayah lain bahkan hingga dari luar Pulau Jawa.
Masyarakat Segoroyoso tentunya sangat terkenal akan krecek rambaknya, biasanya mereka akan kebanjiran pesanan pada waktu-waktu tertentu. Terutama pada perayaan besar masyarakat Jawa. Seperti misalnya idul Adha atau musim haji, puasa hingga hari raya idul fitri, juga masa liburan dimana banyak masyarakat yang melancong ke Yogyakarta.